Wednesday, 12 June 2013

Trowulan ,The Pride of Java

Trowulan adalah kecamatan di Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Trowulan terletak di Mojokerto Kabupaten Jombang barat dan tetangga. Ada banyak peninggalan yang ditemukan di kerajaan Majapahit di Trowulan karena diduga merupakan salah satu ibukota kerajaan Majapahit dengan buku bukti Negarakertagama, Prasasti Bhutak, dan Song dan Song Panji Wijaydakrama Harsawijaya.


Trowulan memiliki museum menjadi tempat untuk menyimpan dan melestarikan artefak dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar wilayah Trowulan, Museum Trowulan. Banyak koleksi di Museum Trowulan adalah temuan kerajaan Majapahit, tetapi ada juga temuan dari kerajaan lain, seperti Kahuripan periode, Kediri dan Singhasari. Museum ini terletak di sebelah barat kolam Segaran.

Sebelumnya, museum ini adalah gudang sederhana didirikan dengan tujuan untuk mencegah pencurian artefak dan dari waktu ke waktu berkembang menjadi Museum Trowulan. Museum ini didirikan oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda dan arkeolog, dan berkat peran Bupati Mojokerto, Kanjeng Adipati Ario Kromodjojo Adinegoro. Pada tahun 1987, museum ini secara resmi dibuka sampai sebatas 57 625 meter persegi.


Beberapa contoh peninggalan kerajaan Majapahit di adalah:


1.  Candi Tikus



Candi Tikus terbuat dari batu merah yang digunakan sebagai tempat pemandian putri raja. Candi Tikus ditemukan pada tahun 1914 dan pada saat itu, telah menjadi sarang tikus. Oleh karena itu diberi nama Candi Tikus. Struktur bangunan yang menonjol adalah di atas candi melambangkan puncak gunung Mahameru air suci dapat mengalir. Pada tahun 1985 dan 1989 mulai candi tikus dipulihkan dan menjadi seperti sekarang ini.

   2.  Gapura Bajang Ratu



Tidak jauh dari Candi Tikus, di desa ada juga Temon warisan bangunan kerajaan Majapahit yang berdiri 16,5 meter tingginya, bahwa Gapura Bajang Ratu. Portal ini digunakan sebagai tempat ibadah bagi raja telah meninggal. Dalam atap Gapura ini Kalamakara terukir ukiran diyakini pengusir setan dari roh-roh jahat dan pelindung rakyat. Ratu gerbang Bajang termasuk gerbang jenis Praduraksa




3.  Candi Brahu



Brahu berpola candi Budha di Trowulan, hal ini menunjukkan bahwa pada saat Kerajaan Majapahit tidak memiliki toleransi yang besar antar agama. Brahu terbuat dari batu bata merah dengan tinggi 20 meter, 22,5 panjang 18 meter lebar. Brahu dipulihkan pada tahun 1990 dan 1995. Kegunaannya sebagai insinerator (krematorium) tetap raja


  4.  Kolam Segaran

KOLAM Segaran adalah persegi panjang besar. Nama "Segaran" berasal dari bahasa Jawa "Segera" yang berarti lautan. Mungkin orang-orang di sekitarnya menyebutkan sebuah Segaran adalah lautan miniatur untuk ukuran yang sangat besar. Pada saat ditemukan pada tahun 1926, struktur tanggul dan dinding yang mengelilingi kolam dimakamkan tanah dan lumpur, dan beberapa tahun kemudian dibuat kliring. Kolam ini merupakan bukti bahwa pada saat Majapahit sudah sistem irigasi yang baik. KOLAM menggunakan Segaran adalah sebagai duta ruang makan dan pemerintah.


Ini adalah sketsa wilayah kita:



Jika Anda ingin tahu di mana Trowulan adalah, kunjungi link ini:

https://maps.google.com/maps?hl=en&ll=-7.553995,112.386564&spn=0.00603,0.010568&t=m&z=17&lci=com.panoramio.all,com.youtube.all,weather

Jadi jika Anda tertarik untuk mengetahui sejarah Majapahit di Indonesia dan mengunjungi sejarah mereka. Ayo ajak teman-teman anda ke Trowulan.!

No comments:

Post a Comment